Selasa, 08 Juni 2010

“ Mama’ n bapa’, Doa & Pengorbanan kalian adalah Kemudahanku “


Waktu itu, dipertengahan tahun 2007, tak terasa aku dapat menyelesaikan program S1ku di Solo, Alhamdulillah ….. Wuuiiiiiiiiiiiiiiiiihhh, senangnya tak terkira karena bisa pulang kejakarta bertemu dengan keluarga terutama tidak sabar untuk berkumpul dengan mama dan bapak. Di Solo aku tinggal ngekos bareng teman sejurusan di kampus, jumlah kami bertiga dan kami semua dari jakarta. Saat di wisuda, kukira orangtuaku tidak bisa datang, subhanalloh mereka datang, meskipun bersusah payah.

Mereka tiba dengan kereta ekonomi pada 1 hari sebelum aku diwisuda. Melihat mama dengan postur yang gemuk, terlihat letih dengan membawa beberapa tentengan barang yang isinya beberapa baju ganti dan makanan kecil. Meskipun mereka lelah, tetap saja terlihat senyuman yang ikhlas dari mereka. “Ya Robb, aku sayang mereka”. Esok pagi2 sekali kami harus siap-siap dan pasti ribet banget. Yah tau sendirilah…namanya juga wanita. Ternyata memang ribet, ribet pake kain songket yang boleh pinjem dari kaka. Itu aja mama yang bantuin pakai kainnya, karena tidak ada ikat pinggang, jadi pake peniti deh..di sana-sini.

Ada lagi ribetnya, aku dan temanku sepakat untuk memanggil tukang make up wajah, alasannya adalah ini hari istimewa jadi harus rapih, sebenarnya aku ga setuju, karena tidak terbiasa menggunakan make up. Tapi, karena dah sepakat, akhirnya jadi juga di make up, tapi tukang make up nya datangnya terlambat, dan yang harus di rias banyak. MasyaAllloh...hari itu ribet banget. Setelah liat hasil make up di kaca, Innalillahi..., ternyata yang aku liat di cermin seperti bukan diri ku tapi lebih mengerikan lagi yaitu seperti badut (hi…hi…), ya…aku ngerasa make upnya menor sekali, akhirnya tanpa sepengetahuan tukang riasnya kuhapus beberapa make up yang sangat terlihat medok. Tapi Alhamdulillah meskipun ribet selesai juga, dan Alhamdulillah lagi salah satu dari temen kosanku keluarganya ada yang membawa mobil, meskipun gempet-gempetan dengan menggunakan jurus jitu yaitu “Duduk Sistem MAJU MUNDUR” (hi..hi..hi).

Pokoknya hari itu sangat banyak bantuan Alloh SWT, “eiiiits” maksudnya hari-hari lain bantuan Allohpun ada. Mama dan bapak di solo hanya dua hari, karena kami sudah harus pulang ke jakarta. Malam harinya kami membereskan semua barang yang akan dibawa pulang ke jakarta. Tadinya barang-barang itu tidak sebanyak yang kukira, eh ternyata luar biasa banyak, yah.. baju, bantal, selimut, buku-buku dari mulai yang tipis sampe yang yang lumayan tebal. Alhamdulillah sudah ada yang di paketkan ke jakarta, buku-buku yang tidak ada kaitannya dengan skripsi. Yang tersisa hanya kasur dan lemari, (ya iyalah..ga dibawa, secara itu semua milik dari yang punya rumah ^_^).

Aktifitas membereskan barang tidak hanya ada di kamarku, temanku yang lain pun sedang repot membereskan barang-barangnya. Lumayan melelahkan, karena sampai besokpun masih ada yang harus dibereskan. Esok harinya setelah semuanya beres kami berpamitan kepada pemilik kosan dan beberapa tetangga, sebelumnya aku dan orang tuaku berencana mengangkut barang ke stasiun kereta api solo balapan menggunakan taksi, Alhamdulillah Pertolongan Alloh datang lagi, teman sekampus yang belum pulang ke kampung halamannya menawarkan untuk mengantarkan sampai ke stasiun dengan mobil pribadinya, Subhanalloh…Di kereta api ekonomi, suasananya khas, dari mulai orang-orangnya, tempat duduknya, lantainya, sampai WCnya yang harum semerbak menusuk hidung sampai-sampai pusing dan “eneg” jika melewatinya.

Kata bapa’, kalo naik kereta ekonomi, harus siap-siap dengan uang receh yang banyak, karena banyak pengamen. Mereka lalu lalang untuk menyajikan karya seni suaranya yang sangat alami, tidak dibuat-buat. Tipe mereka banyak, ada yang terlihat sedih, meyakinkan, menghayati, kalem sampai yang sangarpun ada. Dan ada berebrapa orang peminta-minta, yang sengaja memperlihatkan beberapa bagian tubuhnya yang cacat. Subhanalloh..segitu banyaknya orang yang berkumpul menjadi satu di beberapa gerbong kereta menuju jakarta, dalam benak hati dan pikiran mereka terdapat tujuan yang berbeda-beda dengan sikap dan aktifitas yang beragam pula.

Kereta terus melaju, hanya di beberapa stasiun berhenti. Orang tuaku megingatkan untuk memberi kabar melalui SMS kepada keluarga di jakarta, kalo besok pagi kami sampai sekitar jam 5 pagi di stasiun jatinegara. Karena dari penumpang yang lain, hanya kami yang terlihat membawa barang banyak, salah satu penumpang yang sejak awal kami duduk memperhatikan kami, mengawali pembicaraannya dengan menanyakan “banyak banget bawaannya, nanti ada yang jemput pa?”, dengan ringan bapa’ menjawab bahwa tidak ada yang jemput. Dari pertanyaan itu, mengalirlah pembicaraan yang rasa ingin tahu diantara mereka dengan melemparkan pertanyaan dan jawaban dengan nada yang saling menghargai satu sama lain. Awalnya aku menyimak pembicaraan mereka, lama kelamaan seperti ada benda yang sangat berat dimataku, sehingga tidak kuat lagi untuk mengangkatnya pada akhirnya akupun tertidur pulas. Mungkin tertidur pulas tidak hanya karena ngantuk, tapi ditambah dengan bunyi khas dari kereta api serta goyangan kereta. Jadi inget bayi yang mau tidur, harus digoyang-goyang dulu bahkan di tambah dengan nyanyian. Tapi beneran mirip bayi, bedanya kalo bayi dinyanyiin, kalo aku dengar suara khas kereta ditambah suara orangtuaku yang sedang berbincang-bincang dengan penumpang lain, seperti di dongengin. Hi..hi..hi.. ^_^.

Sekitar jam 4, kaka menelfon ke Hpku, dan memberi kabar bahwa mereka akan menjemput kami di stasiun jatinegara. Yang senangnya lagi, kami dipinjami mobil pribadi dari saudara kaka iparku, karena mereka tau bahwa kami banyak membawa barang. Alhamdulillah, langsungku sampaikan ke mama dan bapa’ berita itu, merekapun berucap syukur. Dengan semangat dan terlihat akrab, bapa’ memberitahu ke penumpang yang sejak tadi berbincang bahwa kami ada yang menjemput.

Sudah 1 setengah jam berlalu, tinggal beberapa stasiun lagi kami sampai di stasiun jatinegara. Pagi itu sambil ngemil kue dan berbincang Tak terasa, sekitar jam setengah 7 pagi tibalah kami di stasiun jatinegara. Semua barang harus dikeluarkan, dan ternyata penumpang yang senang berbincang dengan ortuku membantu kami untuk mengankut barang-barang kami keluar. Subhanalloh, begitu banyak pertolongan Alloh SWT.

***

3 bulan telah berlalu, semenjak aku lulus aktifitasku hanya di rumah, di warung dan di beberapa kegiatan sosial di salah satu partai dakwah. Beberapa surat lamaran sudah ku sebar di beberapa Rumah sakit yang membutuhkan jurusanku, akan tetapi saat itu belum juga dapat kabar. Orangtuaku pun tidak banyak menuntut supaya aku cepat mendapatkan pekerjaan, meskipun saat itu kondisi ekonomi keluarga kami sangat-sangat minim serta banyaknya orang dipasar (tetangga warung) yang membicarakan aku, “jauh-jauh kuliah, mahal-mahal kuliah, eh...balik lagi bantuin orang tuanya diwarung” dengan nada yang sdeikit mengejek. Aku tidak peduli, setiap hari aku berusaha semampuku membantu ibu, meskipun aku belum bisa memberikan uang kepada mereka setiap bulannya.Jujur setiap kali aku ada aktifitas diluar, entah itu kegiatan sosial atau ta’lim tiap pekan yang membutuhkan biaya, Aku sangat malu meminta uang yang hanya sekedar ongkos. Aku bertekad untuk terus ikhtiar mencari pekerjaan, melalui SMS ke beberapa teman, kaka kelas dan dosenpun aku lakukan. Sebulan kemudian, aku mendapatkan SMS dari dosen yang mengabari bahwa ada lowongan pekerjaan di koran Republika edisi jum’at. Saat itu aku masih berfikir yah nanti dululah, mungkin lowongan itu masih sama dari beberpa koran yang sudah pernah aku baca.

Hari ahad, kebetulan ada acara tasqif (staqofah Islamiyah) di salah satu rumah seorang kawan yang lumayan megah. Setelah selesai acara, sambil menunggu teman yang pulang bareng, ku duduk diteras depan. Disamping tempat dudukku ada koran Republika, jadi teringat dengan SMS dosenku itu. Kulihat edisinya ternyata edisi hari ahad, saat itu aku langsung menkonfirmasi ke teman yang punya rumah itu dan menanyakan apakah berlangganan koran tersebut atau tidak. Dan Alhamdulillah berlangganan, akan tetapi sedang di pinjam orang. Temankupun heran, mengapa korannya jadi laris banyak yang meminjam. Dia bilang, nanti akan dikabari kalo udah balik korannya. Setelah dari acara itu, aku pergi lagi kewarung melanjutkan jaga warung bersama ibu dan kakaku.

Sekitar jam 5 sore, temanku mengSMS bahwa korannya sudah ada padanya, aku membalas SMS bahwa nanti korannya kuambil setelah warung tutup. Tapi temanku menolak, karena ia mau pergi. Setelah ba’da maghrib temanku mengantarkan koran itu dengan menggunakan sepeda. Aku, ibu dan kakakku mengucapkan terimakasih kepada kawanku tadi sudah mau bersusah payah hanya untuk mengantarkan koran edisi hari jumat. Koran sengaja aku buka, setelah sampai rumah supaya tenang melihatnya. Tak sabar ingin melihat info lowongan, sesampainya di rumah langsung koran itu kubuka dan kubaca lembar demi lembar dengan teliti. MasyaAlloh…ternyata lowongan itu ada lambang khusus yaitu burung garuda, dan ternyata lowongan untuk penerimaan CPNS di jakarta.


Di tangga penyebrangan bapa lari-lari untuk mengejar waktu, sesampainya di kantor pos, ternyata petugas baru mengganti tulisan papan namanya dengan tulisan ISTIRAHAT. Bapa’ tidak menyerah, beliau memohon kepada petugas pos untuk mau mengeposkan surat lamaranku, dan beliau menjelaskan bahwa ini hari terakhir cap stempel pos. Bapa’ terus memohon dan Ia teringat mama sendirian di sebrang sana menunggui motor. Alhamdulillah petugas itu bersedia memproses surat lamaranku yang akan di kirimkan ke alamat yang di tuju. Hari itu sangat terik, panas dan berdebu.

Subhanalloh mereka berdua telah banyak sekali berorban untukku dan saudaraku yang lain. Berkat doa mereka dan pengorbanan mereka yang tulus, aku dapat panggilan tes CPNS di lokasi salah satu Peguruan Tinggi Negeri Ternama di Depok. Sebelum Tes aku belajar sambil nungguin warung, belajar sama kakak dan terus latihan. Hari H aku tes, diantar bapak naik motor ke depok setelah sholat subuh, masih rada gelap. Meskipun aku sudah belajar, karena tegang menghadapai tes perdanaku, sepanjang jalan kubuka lagi kumpulan soal-soal CPNS tahun2 sebelumnya yang kudapat dari kaka. Di perjalanan ada masalah, kami di tilang. Karena seharusnya bapa’ tidak melewati jalan itu yang di buka nanti jam 10 pagi. Saat itu aku tegang sekali dan berfikir tidak jadi ikut tes. Bapa’ diminta untuk mengeluarkan surat-surat kelayakan berkendaraan. Alhamdulillah lengkap, dengan gugup aku menjelaskan ke pa polisi bahwa aku ingin mengikuti tes CPNS di Depok pagi ini dan memohon untuk tidak di tilang. Bapa’ tidak berbicara apa-apa, aku di tanya pa polisi ”siapa ini?” sambil menunjuk kearah bapak, ku sahut “bapak saya pa”, danpa polisi pun melepaskan kami sambil menasehati kami, agar tidak melalui jalan tersebut. Alhamdulillah ya Robb, akhirnya aku bisa ikut tes.

MasyaAlloh yang hadir banyak sekali, sekitar 800 orang lebih tumplek jadi satu di ruangan megah itu. Bapa’ menuggu aku di luar. Selesai tes kepala dan leherku sakit sekali, pusing. Bapa’ langsung memberikan banyak pertanyaan yang tidak sabar untuk segera aku jawab,”gimana tesnya?, di isi semua ga? Kira-kira berapa persen kamu yakin?”, saat itu aku hanya menjawab “yuk, kita pulang pa, kepalaku sakit sekali”.

Tes selesai, aktifitaspun kembali seperti hari-hari biasanya. Lebih dominan bantu ibu di warung. Kalo tidak salah sudah seminggu lebih tidak ada kabar apa-apa. Saat itu hari kamis, pas aku shaum sunnah, sedang duduk di warung dapet telfon dari kaka bahwa hari sabtu aku harus ikut tes terakhir yaitu wanwancara dan Bahasa inggris. Kakak dapat info aku lulus tahap 1 dari internet. Alhamdulillah Ya Alloh aku lulus tes pertama.

Jum’atnya aku nginep tempat kakaku untuk belajar sama dia bagaimana mengahadapi tes wawancara yang baik, karena kakaku beberapakali sering ikut ujian CPNS yang lulus melulu di tahap 1 dan harus gagal di tes wawancara. Tapi meskipun dia gagal di wawancara, setidaknya beliau tahu situasi tes wawancara yang pernah diikutinya. Hari sabtu tiba, tespun berlangsung. Semua tes sudah dilaksanakan, aku dan bapa’ pulang, dan hari-haripun diisi dengan aktifitas rutin di warung dll. Berada dipasar bertemu orang banyak yang berbeda-beda karakter, bisa berinteraksi dengan mereka. Hal itu mengisi hari-hariku, sampai aku mendapatkan kabar dari seseorang yang belum aku kenal.

Saat itu aku pulang dari warung di bonceng sepeda motor sama kakaku dengan membawa kardus yang lumayan gede, di perjalanan Hpku bergetar, karena posisiku sulit, telp tidak ku angkat. Sampai di rumah kutaruh barang, mama mengabarkan bahwa tadi ada yang telfon cari diriku dengan menyebutkan nama lengkapku, terasa aneh memang, masa kalo temen, manggilnya lengkap banget. Mama tidak tanya dari siapa, pesannya apa. Aku maklum, karena mama bisanya seperti itu.

Ga lama kemudian sekitas 5menitan Hpku bunyi lagi. Karena di rumah ramai, aku cari tempat yang agak tenang. Ternyata mb itu, menanyakan apa betul saya yang melamar CPNS, aku bilang betul, dan dia memberi kabar bahwa aku lulus tes akhir, info lebih lanjut di umumkan di interne besok pagi, ALHAMDULILLAH YA ROBB, tanganku gemeter dan aku tak henti-hentinya berucap syukur. Orang rumah kaget, setelah kututup telponnya, ku beritahu mereka sangat-sangat gembira sekali mendengar kabar kelulusanku. Langsung ku telepon kakaku, dia senang tapi masih belum yakin kalo tidak ada bukti. Ku bilang pengumuman di internet besok, berarti mulai jam 00.00 wib udah ada, aku ga bisa tidur, karena nunggu berita dari kakaku yang sedang ke warnet bersama istrinya demi melihat langsung namaku yang tercantum. Sekitar jam 00.05, telp rumah berdering, dan kakaku berteriak senang “kamu lulus de”, Alhamdulillah ya Robb. Sekilas kebelakang aku teringat, akan pengorbanan orangtuaku mengantarkan ke kantorpos, mengantarkan aku tes sampai kena tilang, dan banyak lagi pengorbanan mereka. Yang jelaz ini semua karena doa mereka yang tulus di panjatkan kepada Alloh SWT. Terimakasih banyak orang tuaku tercinta, ku selalu berdoa semoga Alloh SWT selalu meridhoi hidup didunia dan di akhirat, Amin yaRobb.

Banyak sekali pertolongan Alloh SWT yang datang, dari dosenku mengabarkan info, temanku meminjamkan korannya, abangku yang mengajari tatacara tes wawancara dan masih banyak lagi yang lainnya, oh iya ga lupa juga temanku, tukang pos & pa polisi yang berbaik hati. Semoga hidup kalian semua di berkahi Alloh SWT, Amin Ya Robb.

4 komentar:

  1. Subhanallah... Stories can provide inspiration for all people... Barakallah ya...

    BalasHapus
  2. amiiiin, Alhamdulillah. Syukron bang ardy...

    BalasHapus
  3. Btw, saya fikir lulusan FKM ya... Hihihi... S1 Solo...??? Hmmm...

    BalasHapus
  4. Yup bang ardy... indah D3nya aja di UI. btw kata temen, antum ketua KAMMI yah dulu?

    BalasHapus