Rabu, 31 Maret 2010

BERSIAPLAH..KARENA KITA MEMANG HARUS SELALU SIAP



Menyakitkan memang, dikala setiap kejadian terasa menghimpit dan membuat suasana menjadi sempit, bahtera kehidupan ternyata bukan suatu yang sederhana, onak duri merupakan bumbu yang ternyata selalu ada, manis kehidupan itu bagaikan gula dalam sayur, kalau hanya manis tentu sayur itu tidak akan pernah sedap, cabai, garam, bawang, lada merupakan komponen lain yang membuat citarasa sayur itu menjadi lebih nikmat.

Terkadang hal sepele membuat semuanya menjadi runyam, itu karena begitu besarnya hawa nafsu, dan ternyata begitu jelek jiwa tatkala nafsu yang menguasainya, yang tadinya pintar berubah tak lebih seorang pandir, yang tadinya baik penuh kasih berubah seolah serigala yang kelaparan....... hanya ALLAH yang tahu. Dan harus ada kesadaran dalam jiwa untuk membenahinya walaupun peluh mendera karena memang itu tantangannya.

Ingatlah..... kita tidak sendiri, ada senyuman Ilahi Robbi, Dia Dzat yang selalu penuh kasih, selalu welas asih, selalu melindungi, selalu mengayomi, selalu penuh perhatian, selalu baik, baik dan baik... Kenikmatan yang telah ALLAH berikan jauh lebih banyak dari amalan baik yang pernah kita perbuat, dan dosa yang telah kita lakukan jauh lebih besar dari hanya sekedar kesusahan yang kita rasa.

Semua pasti ada jalan keluarnya, semua pasti ada solusinya. ALLAH tidak membebani kita melebihi kekuatan yanag ada apa kita, kalau kita merasa berta itu dikarenakan kita memang lemah, ingat... itu karena kita lemah, lalu jika cobaan itu berta dan kita lemah maka bersandarlah, bersandarlah kepada dzat yang tidak mungkin goyah. Biarkan egoisme mereka, biarkan picisan mereka, biarkan hinaan mereka, biarkan kesombongan mereka, karena sesungguhnya kita telah bersandar kepada yang memiliki hidup, yang mengatur hidup, yang memberi hidup dan mencabutnya. Dialah ALLAH, Dialah ALLAH, ALLAH, ALLAH dengan menyebutnya hati menjadi tentram, tenang dan damai.

Rasakan ketentraman itu, rasakan kenyamanan itu, ketentraman yang tidak pernah diberikan dunia, kenyamanan yang hanya milik-Nya. Mari tanamkan dalam jiwa bahwa yang ada hanyalah ALLAH Yang Maha Besar, Dialah Dzat yang Maha Besar dan semua selain-Nya adalah kecil, sangat kecil.... Tanamkan dalam jiwa bahwa Ia pasti menolong kita jika kita tetap bertakwa kepadanya, berikan pemahaman dalam jiwa bahwa syaitan tidaka akan pernah berhenti menggoda, menggoda siapa saja, bila tidak mungkin kita digoda maka ia akan menggoda orang orang terdekat kita dan ketika mereka bisa digoda tentulah tantangan kita menjadi ganda. Bersiaplah!!! karena kita memang harus selalu siap.

“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” QS.2:155

Wallahu a'lam bisshowab

Tentara Israel Lukai Enam Warga Palestina




Liputan6.com, Gaza: Tembakan yang dilontarkan tentara Israel pada demonstran sepanjang perbatasan antara Gaza dan Israel, Selasa (30/3) melukai enam warga Palestina. Salah satu diantara korban mengalami cedera serius, seperti dilansir Xinhua, Selasa (30/3).

Insiden dimulai saat ratusan demonstran bergerak menuju kota Gaza Timur di dekat kota Khan Younis, untuk mendekati perbatasan. Menurut saksi mata, tentara Israel yang ditempatkan dimenara pengawas dan kendaraan militer yang parkir dibelakang pagar listrik menembak secara membabi buta ke arah demonstran yang berusaha untuk mendekat.

Enam warga Palestina tertembak dan terluka di pusat Gaza dan di daerah Khuzaa, diantara mereka yang tertembak, satu orang mengalami cedera serius. Hingga detik ini, tidak ada pernyataan resmi dari pihak militer Israel.

Baru-baru ini komite Gaza yang terdiri dari faksi kiri melakukan demonstrasi mingguan di dekat perbatasan. Mereka memprotes pencurian tanah mereka oleh Zionis Israel. Namun demonstran terlihat lebih banyak Selasa kemarin saat Palestina memperingati Hari Tanah.

Hari Tanah adalah hari untuk memperingati kematian enam warga Palestina tahun 1976 oleh Pasukan Israel, ketika warga Palestina ditanah jajahan Israel berdemonstrasi memprotes pencaplokan tanah mereka oleh bangsa Yahudi.

Para demonstran melambai-lambaikan bendera Palestina dan membawa spanduk-spanduk. Mahmoud Al-Zaeq, wakil dari kampanye populer melawan pihak keamanan Israel mengatakan bahwa perlawanan terhadap Israel harus dikembangkan dan mengabungkan kembali seluruh wilayah Gaza.

Selama ini Jalur Gaza diperintah oleh kelompok Hamas Palestina yang menjunjung tinggi perjuangan bersenjata setelah Israel, meskipun telah mempertahankan gencatan senjata dengan Israel yang goyah sejak akhir perang Gaza Januari 2009.(AYB)

BOCAH UMUR 4 TAHUN MENYUKAI ROKOK, MINUMAN KERAS & BICARA KOTOR (ULAH KEBODOHAN MANUSIA)



Melihat pipinya yang tembem dan badannya yang gendut seperti pesinetron dan bintang iklan berusia bawah lima tahun (balita), Baim, tentu bisa menggemaskan banyak orang. Pipi tembem dan tubuh gendut ini juga dianugerahkan Sang Khalik kepada balita Sandi Adi Susanto yang kini tinggal di Jl Nusakambangan 19C, Kota Malang.

Apabila balita ini diam dan tertidur, orang yang melihat dapat dipastikan juga akan merasa gemas dengan bocah ini. Apalagi, omongannya begitu tegas dan blak-blakan apa adanya.
Namun, ternyata bocah yang lahir pada 18 Februari 2006 ini berbeda dengan balita pada umumnya. Kalau balita lain kebanyakan senang mengisap jempol tangan dan oleh orangtua dijauhkan dari hal yang dapat menyebabkan sakit, justru Sandi sangat senang mengisap rokok. Malahan Sandi juga sering diajak sejumlah pemuda untuk menenggak minuman keras (miras).

Di usianya yang belum genap 4 tahun, Sandi juga lihai mengomongkan hal-hal berbau seks maupun pornografi yang merupakan konsumsi bahan pembicaraan orang dewasa. Sandi juga ‘fasih’ mengucapkan kata-kata kotor. Seperti layaknya orang dewasa, Sandi tidak cadel.
Semula Surya tak menyangka balita ini mempunyai perilaku seperti ini. Ketika duduk di atas jok sepeda motor sambil dipegangi seorang juru parkir (jukir) di depan Gedung Gajayana Jl Nusakambangan, Selasa (29/12), Sandi tampak seperti kebanyakan balita lain yaitu bocah kecil yang menggemaskan. Setelah mendapat informasi bahwa balita itu merupakan perokok berat dan sering diajak menenggak miras, barulah Surya menyapanya.
Ditanya siapa namanya, balita itu dengan tegas menjawab Sandi Macan. Namun, beberapa saat kemudian dia mengubah namanya menjadi Sandi Wedhus. Sandi mengaku berusia tiga tahun. Sandi juga menceritakan sejumlah merek rokok yang disukai. ”Rokok ini enak sekali,” kata Sandi sambil mengisap dalam-dalam asap rokok merek tertentu.
Balita ini juga mengaku biasa diajak menenggak minuman beralkohol bersama teman-temannya yang sudah dewasa. Namun, menenggak miras ini tak diketahui langsung orangtuanya yaitu pasangan suami istri (pasutri) Mulud Riadi, 47, dan Mujiati, 41. Sandi adalah anak keempat mereka. Meski begitu, Sandi sering bercerita kepada orangtuanya kalau dia sering diajak menenggak miras dan mengeluh dadanya sesak dan kepalanya pusing.
Sandi selama ini memang tak pernah bermain dengan bocah-bocah sebayanya. Dia lebih memilih bermain dengan orang dewasa. Informasinya, pernah Sandi diajak bermain panjat pohon dengan bocah sebayanya. Begitu teman-temannya berada di atas pohon, Sandi menegurnya dengan kata-kata kotor. Tentu saja teman-temannya ketakutan.
Sejumlah jukir yang siang itu berada di depan Gedung Gajayana membenarkan jika Sandi perokok berat. Namun soal berapa batang atau berapa bungkus yang dihabiskan tidak ada satupun yang bisa memastikan, alias tidak bisa menghitung. Bagaimana tidak, tiap kali ada orang di dekatnya membawa rokok, Sandi selalu minta sebatang dan langsung disedot.
Meski perilaku dan omongan Sandi seperti itu, para jukir sangat menyayangi dan selalu menjaga. Bahkan, para jukir itu rela memandikan dan menceboki apabila Sandi buang air besar.
Tampaknya, hidup Sandi lebih banyak dihabiskan dengan teman-temannya di pinggir jalan ketimbang di pelukan kedua orangtuanya. Sang ayah, Mulud Riadi sibuk mencari uang untuk mempertahankan kepulan asap dapur sebagai tukang bangunan dari pagi hingga petang. Sedangkan Mujiati menghabiskan waktu di rumah orang lain yang harus dijaganya dari pukul 08.00 WIB hingga malam. Paling cepat pukul 22.00, Sandi kembali ke pelukan mereka.
Seorang pedagang rokok yang kiosnya berada di depan Gedung Gajayana, Ny Rebo, mengungkapkan, Sandi memang suka merokok. Selama ini dia tak pernah membeli dengan uangnya sendiri. Biasanya Sandi dibelikan rokok oleh teman-temannya yang telah dewasa.
Belum Diperiksakan
Pasutri Mulud Riadi dan Mujiati ketika dihubungi Surya secara terpisah mengatakan, anaknya Sandi mulai suka merokok ketika baru dapat berjalan yaitu sekitar usia 1,5 tahun saat mereka masih tinggal di kawasan Kepuh, Kecamatan Sukun, Kota Malang . Ketika itu, pagi hari setelah bangun tidur Sandi meminta dibuatkan segelas kopi dan minta sebatang rokok.
”Permintaan itu saya penuhi karena jauh hari sebelumnya ada pesan dari orangtua laki-laki saya apabila Sandi minta segelas kopi dan sebatang rokok agar dipenuhi,” kata Mujiati.
Sejak saat itu Sandi jadi suka merokok. Bahkan, kata Mujiati, sejumlah tetangganya pernah ngrasani, anak sekecil itu kok setiap hari diberi rokok. ”Padahal, kami tidak pernah memberinya rokok tiap hari. Sandi mendapat rokok justru dari orang-orang yang mengenalnya,” urai Mujiati.
Sebenarnya Sandi sempat berhenti merokok selama sebulan. Namun, menjelang malam Jumat Legi, Mujiati mengaku bermimpi bertemu dengan ibunya, Sumarni, yang sudah meninggal. Dalam mimpi itu, almarhumah Sumarni minta segelas kopi dan sebatang rokok. ”Sejak mimpi itu, Sandi kambuh merokok sampai sekarang,” paparnya.
Soal Sandi menenggak miras, Mujiati mengaku tak pernah memergoki langsung. Namun, Sandi sering bercerita kalau dia diajak menenggak minuman jenis anggur merah. Habis minum anggur merah itu, Sandi mengeluh dadanya sesak dan kepala pusing. ”Ini yang saya khawatirkan,” papar perempuan yang tampak lebih tua dari usianya itu.
Melihat perilaku anaknya itu, Mujiati mengaku belum pernah memeriksakan ke psikolog. Mujiati maupun sejumlah warga menganggap apa yang menimpa Sandi itu bukan kelainan, tetapi akibat ‘ditempeli’ neneknya yang sudah meninggal.
Wali Kota Malang, Drs Peni Suparto MAP, yang Selasa (29/12) ada acara di Gedung Gajayana ketika diberitahu kondisi Sandi tampak heran. Peni melihat apa yang menimpa Sandi itu merupakan suatu kelainan akibat pengaruh lingkungan. Karena itu, Sandi harus segera diperiksakan dan dibina yang benar.

Rabu, 24 Maret 2010

persiapan menuju semarang ^_^


Bismillah....
Rabu, 24 Maret 2010.
InsyaAlloh besok ane mengikuti seminar di semarang "The Newest Workshop Electrotherapy Application in Sport Injury" dari tanggal 24-27 Maret 2010. Seminggu ini mempersiapkan semuanya, Fuiiiiihhhh...mantaaaaab. Pokoknya seru banget mempersiapkannya, maklum baru pertama kali ini mengajukan dari kantor. Dari mulai surat perizinan, pesan tiket, nyiapin baju-baju yang mo' di bawa, sharing ma temen2 dan yang pasti minta izin sama orang tua ^_^. Mari kita mulai petualangan ini dari mendapatkan brosur seminar. Semua ini berawal dari yang namanya "SILATURRAHIM". Di kantor ane Alhamdulillah setiap pekannya diadakan ta'lim rutin khusus wanita setiap hari jum'at di waktu jam istirahat. ta'lim ini tidak hanya di hadiri dari skretariat kantor kami, akan tetapi gabungan dari skretariat lain yang masih dalam satu kawasan kantor kami berada. Di acara ta'lim rutin lah, ane mendapatkan brosur mengenai seminar yang akan ane ikuti esok. Dari seorang teman yang satu profesi, dialah kasusi. Kasusi sangat ingin sekali ane bisa mengikuti seminar ini, karena diapun berencana untuk mengikutinya. Kami pun mengajukan memo pengajuan mengikuti seminar yang disertakan brosur di skretariat kami masing-masing. sama-sama berusaha agar bisa di setujui. Ya Robb...Alhamdulillah semua ini dimudahkan... satu minggu di urus semuanya oleh kepegawaian (terimakasi pa oni, pa susilo, pa iwan, pa nurdin, pa noval yang udah ngebantu), trus di bantu juga sama temen-temen (pa riyanto yang bikin memo, aulia yang ngetikkin SPJ, dr Emir yang ttd memo). Barusan ini Alhamdulillah, uang seminarnya dah keluar. Mampir dulu ke bagian keuangan, untuk ngurus memo SPJ. Mesti ketemu sama bu wiji dan pa harta. Kebetulan Sebelum bertemu mereka, ketemu dgn ka yani (my Roomate) kayani bekerja di bagian keuangan juga, dia tanya mengenai persiapan ane, mereka sangat menyayangkan kenapa ane berangkat naik kereta, kenapa ga naik pesawat aja pulang pergi...?? karena tiket kereta dah di beli, yah sudah terlanjur. Tapi pulang ke jakarta naik pesawat. Sebenernya ane rada takut naik pesawat, jadi itulah yang menyebabkan ane naik kereta. tapi InsyaAlloh ada Alloh yang slalu menjaga. oh...iya balik lagi di tempat keuangan. selain ketemu kayani, disitu juga ada mb yulia dan mb niken. mb niken orang surabaya, dia tanya ane naik kereta apa? ane jelaskan bahwa ane beli tike kreta anggrek agro bromo brangkat jam 21.30, trus dia kaget, "loh ko, ga ngambil kreta yang khusus semarang?", karena ane ga tau dan sudah terlanjur mo gimana lagi. Dia bilang itu kreta yang ke arah surabaya, ane mesti harus hati-hati bisa saja ane ga tau udah sampe mana, bisa saja ane ketiduran....bisa saja jadi KEBABLASAN sampe surabaya. MasyaAlloh..., secara ane orangnya kalo di kendaraan suka tertidur, di bis pulang kerja aja bisa ketiduran, apalagi di kreta. Dalam pikiran ane, turun mesti di terminal SEMARANG. eh...ternyata kata mb niken, terminalnya tuh namanya bukan semrang, tapi TAWANG. hihi ^_^, ga kebayang, kondekturnya bilang "Tawang-tawang, tawang-tawang", eh...ane masih duduk manis di kreta dan masih menganggap semarang belum lewat. (mending duduk manis, kalo lagi pules) Na'iudzubillahminzalik Ya Alloh... Tak bosan-bosannya terucap kalimat"Alhamdulillah", sekali lagi karena SILATURRAHIM, jadi tau deh...apa ane yang "kuper" ye... ??nama terminal semarang aje kaga' tau. oh iya ada beberapa temen2 yang belum di sebutin namanya, tapi mereka ini yang semangat banget dukung ane mengikuti seminar ini, karena ujung2nya minta oleh-oleh, hehehe (ada ka chandra, obi, kafit, ka desi, ka nensi, nur,mustofa, mas arifin, angger) oh iya insyaAlloh nyambung lagi ye..., mo siap-siap pulang ke kosan, trus langsung ke stasiun gambir. Ya Robb....Semoga di permudah kaan segalanya, Amin ya Robb...Ceeeeeeeee uuuuuuu.

Senin, 22 Maret 2010

Buka Hatimu....


Buka Hatimu…Wahai Saudaraku…

Oleh: Saudaramu

Buka hatimu... Begitu antum mengatakan jika menginginkan seseorang menerima kehadiran diri antum. Ini benar bukan hanya dalam konteks membangun sebuah hubungan. Juga benar dalam konteks bagaimana kita bersedia membuka hati kepada sebuah nasihat, masukkan, dan kritikan yang ditujukan kepada kita. Jujur saja, kita tidak terlalu suka mendengar nasihat. Sehingga kita kehilangan pelajaran yang dikandungnya. Kita enggan mendengarkan masukan. Sehingga kita tidak melakukan perbaikan. Kita juga alergi dengan kritikan. Sehingga kita terkungkung oleh kepicikan. Pendek kata, kita menutup diri dengan cara menutup pintu hati kita dari semua yang datang dari luar.



Beberapa waktu yang lalu, ana meminta tolong tukang bangunan memperbaiki bagian rumah yang bocor. Lalu, jadilah pasir, semen dan kerikil diaduk-aduk sang tukang diatas sebidang tanah. Sejak saat itu, sisa-sisa adukan mengeras dan melapisi tanah itu. Dimusim hujan, tanah itu digenangi air. Dan dimusim kemarau, tanah itu menjadi bagian yang paling kerontang. Ketika hujan turun, tanah itu tidak bisa ditembus air. Sehingga air meluber kesekelilingnya. Permukaan tanah terbuka disampingnyalah yang menampung dan menyerap air itu, masuk meresap kedalamnya. Beberapa bulan kemudian, tanah disekitarnya ditumbuhi rerumputan. Semakin lama, semakin menghijau. Bahkan bunga warna-warni bermunculan. Sedangkan ditanah yang tertutupi sisa adukan itu, tidak tumbuh apapun. Meski yang lainnya tumbuh hijau dan hidup, bagian tanah yang satu itu tetap seakan tak bernyawa. Dibagian itu, yang ada hanyalah kebekuan yang membisu.



Hati kita. Kira-kira seperti tanah. Dan air hujan adalah hikmah. Tidak peduli seberapa banyak kalimat-kalimat kebijaksanaan diperdengarkan. Tak jadi soal seberapa sering orang-orang menasihatkan. Dengan hati yang membatu seperti itu, kita tetap saja tidak dapat menerimanya. Sebab, kita lebih suka menolaknya. Mendebatnya. Dan menyangkalnya. Hati kita kering kerontang dan gersang. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika kita lebih suka bertindak sesuka hati saja. Menutup diri dari kemungkinan bahwa diluar sana, ada cara hidup lain yang lebih baik dari yang selama ini kita anut. Kadang-kadang, logika kita sependapat dengan masukan dari luar. Kita mengerti secara intelektual. Tetapi, karena hati kita ditutup rapat-rapat, kita tetap saja tidak bisa menerimanya. Makanya, tidak heran kalau kita sering mengatakan; ”Iya sih, tapi….” Logika kita menerima konsepsinya. Tetapi, hati kita menolak maknanya.



Kadang, penolakan itu terjadi hanya karena nasihat itu datang bukan dari orang yang kita anggap pantas. Kita menganggap diri ini lebih tahu dari si penyampai berita. Kadang, juga karena kita iri kepada orang itu. Dan kadang, kita memang terlampau egois untuk bisa menerima nasihat apapun. Seakan diri ini sudah terlampau sempurna untuk sekedar berubah. ”Inilah gue apa adanya. Kalau enggak suka, ya pergi saja!”



Kita sering menemukan orang yang begitu kebal terhadap masukan. Sehingga apapun yang dikatakan kepadanya, tidak membekas. Ada kisah seorang eksekutif muda. Ketika ia menyampaikan sebuah masukan kepada staf yang merasa dirinya sangat hebat, orang itu berkata. ”Memangnya kamu tahu apa tentang pekerjaan ini? Saya sudah belasan tahun mengerjakannya. Sedangkan kamu? Tiba-tiba saja menjadi atasan saya. Saya menuruti kamu hanya karena perusahaan telah salah memilihmu menjadi atasan saya!”



Mungkin kita juga pernah menemukan orang yang menyangkal saat diajak melakukan perbaikan. Mereka bilang; ”Ana tidak mengerti, kenapa sih orang-orang itu mau mengatur hidup ana? Hidup ana ya milik ana. Mereka tidak berhak mengaturnya!” Ada juga yang berkata;”Maunya orang-orang itu apa? Ana tidak mengganggu mereka. Kenapa mereka begitu usil pada apa yang ana lakukan?”



Ternyata, orang-orang seperti itu banyak jumlahnya. Hanya cara dan gayanya saja yang berbeda. Tetapi intinya sama. Dan jangan-jangan…., kita juga demikian. Kita tidak sungguh-sungguh membuka hati untuk nasihat-nasihat yang baik. Kita tidak suka orang mengatakannya kepada kita. Dianggap angin lalu saja. Ketika kabar positif tiada henti terlontar mengisi seantero udara yang kita hirup. Seharusnya itu bisa membuat kita berpikir positif. Bersikap optimistik. Dan berubah menjadi lebih baik. Tetapi, hati kita yang terlanjur kaku ini tidak dapat menerima nasihat itu. Jadi, sebaik apapun kata-kata bijak yang sampai ketelinga kita, pasti akan tertolak. Persis seperti air hujan yang menimpa tanah berlapis semen sisa adukan dihalaman samping rumah ana. Tak setetes pun yang bisa meresap. Nasihat itu sekedar lewat. Tiada terserap. Meluber kesana kemari. Jika hujan lebat memaksa turun terus-menerus, dia tetap tidak mau menyerapnya, mendingan banjir saja. Maka, hujan hikmah itupun tergenang sia-sia. Dia tidak dapat menyuburkan hati yang gersang itu. Hati yang kering kerontang ditengah guyuran kalimat-kalimat hikmah….



Tanah gembur disekitarnyalah yang dapat menerima air itu sehingga dia menjadi semakin subur. Hati orang-orang disekitar kita yang terbukalah yang akan mendengarkan nasihat-nasihat itu. Hingga mereka menjadi manusia-manusia yang semakin hari semakin membaik. Sedangkan kita dengan hati yang kaku, membeku dan tertutup ini, tidak mendapatkan apapun selain kepicikan pikiran dan perasaan saja.



Beberapa bulan setelah tukang bangunan selesai mengaduk semen. Halaman samping rumah ana yang luasnya hanya beberapa meter persegi itu, telah kembali hijau. Beberapa jenis tanaman berbunga disana. Rumput halus datar terhampar seperti karpet. Semuanya terlihat hijau. Kecuali dibagian yang tertutup bekas adukan itu. Dia tetap botak. Sungguh, tidak elok dia punya tampak. Air yang disiramkan diatasnya telah dia tolak. Hingga tanaman liarpun tak sudi untuk tumbuh menetap.



Sebuah cangkul kecil ana ayunkan berulang-ulang. Mencongkel dan mendongkel. Hingga akhirnya, seluruh lapisan sisa semen yang menutupi tanah itu terangkat. Sekarang, tampaklah permukaan tanah itu berwarna kecoklatan. Merana setelah sekian lama dia terkucilkan. Terisolasi dari air hujan yang menyuburkan. Tak tersentuh oleh cacing tanah yang menggemburkan. Tertutupi dari cahaya matahari yang mestinya menjadikan dia penuh berisi nutrisi. Kasihan. Sungguh seonggok tanah yang merana. Namun, ketika lapisan semen itu terangkat seluruhnya, seolah hidup, tanah itu memancarkan gairah dalam tatap penuh harap. Saat air tersiram diatasnya, dia menggeliat kegirangan. Lalu dengan segera air itu diserapnya hingga tak lama kemudian tak terlihat apapun lagi kecuali kelembaban. Sekarang, tanah itu telah kembali kepada fitrahnya. Menyerap air yang mengalir diatasnya. Dan dia berubah menjadi tanah yang basah. Namun ramah. Sekarang, ditangan ana ada sejumput bibit rumput. Lalu ana tanam rumput itu diatasnya. Dan dengan sepenuh penerimaan, tanah itu memeluk akar rumput, hingga rumput itu terlihat nyaman berada dalam dekapannya. Setiap kali menyiraminya, tanah itu menyambut tetes demi tetesnya. Dan hari ini, nyaris tidak ingat lagi, dibagian manakah tukang bangunan itu mengaduk semen. Semuanya tampak sama. Kembali tertutupi oleh rumput yang menghijau.



Hati kita. Kita perlu menolongnya juga. Kita harus mengelupaskan lapisan egoisme yang menutupi seluruh permukaannya. Mumpung dia belum mati kekeringan. Sebab hati yang terlanjur mati, tidaklah mungkin untuk dihidupkan kembali. Hati kita masih hidup. Hanya saja, dia kini tengah menanti kita untuk segera membuka pintunya. Dan mengijinkan nilai-nilai kebajikan memasukinya. Memenuhi setiap relung lorongnya. Dan menggeser kekusutan yang selama ini menguasainya. Membiarkan bisikan-bisikan buruk terusir keluar. Mengelupaskan setiap noda hitam yang menempel disel-selnya. Dan merestui, agar kelapangan mengambil alih kendali didalam hati itu.



Sesaat sejak pintu hati kita kembali terbuka. Kita dengan mudah menerima setiap pesan kebajikan. Dan setelah hati kita terbuka, diri kita juga ikut terbuka. Seperti pada tanah yang kembali terbuka itu, setiap tetumbuhan yang kita tanam dapat hidup dengan subur. Dan seperti itulah pula adanya dengan hati kita. Segalanya akan tumbuh subur, tepat ketika kita bersedia membukanya. Membuka hati. Dan membuka diri.

Wallahu’alam bishowab.

kisah....



Surat untuk Umi... Tercinta…

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji syukur sepatutnya kita panjatkan kepada Alloh SWT yang telah memberikan kita nikmat yang luar biasa sehingga saat ini kita di berikan ke istiqomahan di jalanNya, sholawat serta salam kita haturkan kepada uswah kita, Rosululloh saw. Semoga kita mendapatkan syafaat dari beliau di hari akhir (amin ya Robbal’alamin).

Umi yang di berkahi Alloh…
ana ingin mengungkapkan isi hati ana keumi. Sudah lama rasanya ana ingin ‘curhat’ ke umi. Tapi ana rasa setiap kali ana ingin curhat, waktunya tidak tepat. Akhirnya ana putuskan melalui surat yang insyaAlloh cara lain yang terbaik untuk mengungkapkan isi hati ana. ana sudah menganggap bahwa umi adalah orangtua kedua ana selain orangtua dirumah, sebagai murobbiyah yang senantiasa dengan ikhlas memberikan ilmu dan pengalamannya berupa tarbiyah yang dilakukan tiap pekannya.
Oleh sebab itu, ana tidak ingin ada lagi hal yang mengganjal, atau yang menutup-nutupi mengenai perasaan ana saat ini.

Umi yang ana sayangi karena Alloh..
Mengenai, ta’aruf dengan akhi..., ana sudah berusaha meminta petunjuk dari Alloh SWT untuk memberikan keyakinan mengenai keputusan besar yaitu ke arah membangun dan membina keluarga. Akan tetapi sampai saat ini, keyakinan itu belum jua datang. Disisi lain ana juga belum tau mengenai kesehatan akhi... mengenai pemeriksaan fungsi hatinya. Mi, dalam memilih pendamping hidup harus dilakukan dengan kesadaran dan penerimaan yang utuh, tanpa keterpaksaan.


Umi yang di rahmati Alloh…
Ada satu permasalahan lagi yang ana rasa ini amat penting untuk ana ungkapkan ke umi. Dalam perasaan ana, ternyata ana telah ada kecenderungan hati dengan seorang ikhwan bernama .... Mungkin umi mengetahui hal ini kaget atau tidak menyukai, karena tidak sepantasnya kader da’wah seperti ini. Tetapi ana pernah baca di buku ‘Di Jalan Da’wah Aku Menikah’ karangan Cahyadi Takariawan bahwa Al Hafizh Ibnu Hajar ketika menjelaskan hadist mengenai perempuan yang menawarkan dirinya kepada Nabi saw. Menjelaskan: “Dan wanita yang menginginkan menikah dengan laki-laki yang lebih tinggi kedudukannya dari dirinya tidak tercela sama sekali. Lebih-lebih jika terdapat tujuan yang benar dan maksud yang baik, seperti kelebihan agama laki-laki yang dipinangnya, atau karena ia cinta kepada laki-laki itu yang apabila didiamkan akan terjatuh ke dalam hal-hal yang terlarang.”
Ungkapan Al Hafizh Ibnu Hajar di atas menunjukkan diakuinya perasaan ketertarikan atau kecenderungan hati sebelum pernikahan antara laki-laki dan perempuan. Abdul Halim Muhammad Abu Syuqqah memberikan ulasan, “Sesungguhnya cinta laki-laki kepada wanita dan cinta wanita kepada laki-laki adalah perasaan manusiawi, yang bersumber dari fitrah yang diciptakan Allah dalam jiwa manusia, yaitu kecenderungan terhadap lawan jenis ketika telah mencapai kematangan pikiran dan fisik. Kecenderungan ini beserta hal-hal yang mengikuti berupa cinta pada dasarnya bukanlah sesuatu yang kotor, karena kekotoran dan kesucian itu tergantung pada bingkai tempat bertolaknya.”
“Ada bingkai yang suci dan halal, dan ada bingkai yang kotor dan haram. Cinta itu adalah perasaan yang baik dengan kebaikan tujuan, jika tujuannya adalah menikah. Artinya, yang satu menjadikan yang lainnya sebagai teman hidup, jika demikian maka alangkah bagus tujuan ini,” demikian Abu Syuqqah mengatakan.
Mi, itu yang ana baca, mungkin umi sudah lebih fahim mengenai hal ini. Mi, ana jadi teringat ungkapan umi di ‘lq’ mengenai sholat istikhoroh, umi bilang percuma kalo sholat istikhoroh itu bila sudah ada kecenderungan hati, dan kita pun bisa tau hasil akhirnya karena kita yang memiliki perasaan itu sendiri. Tapi, terlepas dari ungkapan umi itu, pada saat ana melakukan proses ini, ana sudah berusaha menetralisir perasaan ana.

Umi,
Demi Alloh mi, saat ini ana sedang berusaha untuk menetralisir perasaa terhadap ikhwan tersebut. Apalagi saat umi umi memanggil ana kerumah umi, disitu umi tabayun dan memberikan tausiyah yang sangat mengena. Umi, taukah umi pada saat umi membacakan salah satu ayat dari surat Asy Syams ayat 8: "Jalan mana yang mau anti tempuh? Jalan ke aerah fujur atau jalan ke arah ketaqwaan??" saat iut, hati ana sangat bergetar, sampai-sampai ana tidak kuat untuk menahan air mata ini. Mi, ana selalu berdoa kepada Alloh SWT untuk di beri petunjuk ke jalan ketaqwaan. Di beri keistiqomahan di jalan yang diRidhoi Alloh. Saat itu ana benar-benar bertekad untuk bisa menetralisir perasaan ana dan memohon petunjuk Alloh karena saat itu tepat di bulan yang penuh berkah yaitu bulan Ramadhan. Yang pada akhirnya mendapat keputusan bulat yaitu, ana tidak bisa melanjutkan proses ini lagi mi...

Umi yang di berkahi Alloh....
Mungkin ana, salah satu mad'u yang banyak kekurangan dan ana belum begitu dekat dengan umi. Ana merasakan belum dekat dengan umi karena mungkin ana jarang berinteraksi kecuali ada pertemuan pekanan. Selain hari LQ, kita jarang berinteraksi. Ana sadar, seharusnya ana yang banyak bersilaturahmi ke umi, tapi ana hanya berkesempatan melalui telepon atau sekedar SMS. Pas ana telepon, umi sedang sibuk karena kegiatan umi yang padat. Ana doakan semoga umi di permudah segala urusannya, Amin Ya Robb. Jadi kalo menambah repot umi dengan curhat ana semakin repot. Meskipun begitu anaselalu menghadirkan wajah umi di dalam doa robithoh ana selepas sholat fardhu, moga keterkaitan hati kita diperkuat oleh Alloh SWT. Mi, ana sangat berharap, umi tidak berubah dan marah kepada ana. Yang ana harapkan dari umi adalah umi bisa mendukung ana. Sampaikan maaf ana sebesar-besarnya ke Ustadz dan ikhwannya mi, terutama minta maaf ke umi. Afwan semuanya jadi seperti ini, tapi inilah keputusan ana mi..

Mi, saat ini ana sudah berusaha mengikhlaskan segalanya sama Alloh SWT,

Demikian mi, ungkapan tadi ana sampaikan, mi ana meyakini bahwa keterusterangan itu penting dalam risalah da’wah.
Semoga Alloh…memberikan solusi yang terbaik melalui umi, mi ana tau segala sesuatunya dalam memutuskan hal besar ini akan kembali kepada orang yang menjalaninya akan tetapi ana minta saran dan masukan dari umi sebagai murobbiyah ana.
Mudah-mudahan kita bisa saling menghargai cara pandang kita
Wallohu’alambishowab
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.


Mad’u umi

hamba Alloh yang dhoif

Kamis, 11 Maret 2010

Maha Suci Allah yang Maha Menciptakan Sungai dalam Laut

Maha Suci Allah yang Maha Menciptakan
Sungai dalam Laut

“Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ” (QS Fushshilat : 53)


Maha Suci Allah yang Maha Menciptakan
Sungai dalam Laut

“Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ” (QS Fushshilat : 53)

“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)


Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.


Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.

Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan.. .”Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.

Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan” ertinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak
ditemukan mutiara.

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam
akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.


“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)



Allahu Akbar…! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung. Shadaqallahu Al `Azhim.Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air.” Bila seorang bertanya, “Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?” Rasulullah s.a.w. bersabda, “Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran.”

Jika anda seorang penyelam, maka anda harus mengunjungi Cenote Angelita, Mexico. Disana ada sebuah gua. Jika anda menyelam sampai kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika anda menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin, lalu anda dapat melihat sebuah “sungai” di dasarnya, lengkap dengan pohon dan daun daun

Setengah pengkaji mengatakan, itu bukanlah sungai biasa, itu adalah lapisan hidrogen sulfida, nampak seperti sungai… luar biasa bukan? Lihatlah betapa hebatnya ciptaan Allah SWT.



Sumber Referensi :

1. Dari Ebook :

BUKTI KEBENARAN QURAN

AL-REHAILI, Abdullah M.

Bukti Kebenaran Quran / oleh Abdullah M. al-Rehaili. – Yogyakarta: Tajidu Press, 2003

160 hlm.

ISBN 979-3I89-01-8

Hak Cipta 2003 pada © Abdullah M. al-Rehaili

Judul Asli: This is The Truth, Newly Discovered Scientific Focts Revealed in the Quran & Authentic Hadeeth (Wolrd Supreme Council for Mosques Affairs Commission on Scientific Sign of Qur’an and Sunnah at Muslim World League Makkah al­Mukarramah and Alharamain Islamic Poundation, Third Edition, Riyadh, 1999)


2.http://www.cenoteangelita.com/cenote_info.htm

Rabu, 10 Maret 2010

Sepenggal Episode Kehidupan @ Korea…



Jum'at, 25 Desember 2009
Kami berencana melaksanakan sholat jumat di Masjid Itaewon, Masjid Raya di Korea dan juga sekaligus sebagai simbol komunitas muslim di Korea. Dari Yongin ke Itaewon memakan waktu kurang lebih 2 jam. Setelah sholat subuh tidur lagi karena masih kurang (tidurnya jam 2 pagi) dan bangunnya cukup siang. Langsung kami siap2 untuk sholat Jumat di Itaewon walaupun secara perhitungan, saya yakin bakal telat sampe tujuan. Biasanya sholat Jumat di Korea dilaksanakan jam 1 siang walaupun waktu dhuhur sebenarnya masuk jam setengah 1. Berangkatlah kami dengan bus menuju stasiun Sadang dan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan subway menuju Itaewon. Dan benar saja ternyata, ketika perjalanan menyisakan 1 stasiun untuk mencapai Itaewon (stasiun Noksapyeong), telepon tiba2 berdering. Seorang diseberang sana memberitahu bahwa sholat jumat sudah selesai. "Ya udalah qalo begitu" (sambil menirukan lirik wartegboyz, hehehe....maklum lagi kena virus..) Perjalanan pun dilanjutkan sampai Itaewon dengan niat sholat dhuhur.
----
Sesampainya di Itaewon, kami langsung sholat dhuhur. Setelah sholat dhuhur kami foto-foto. Karena ini adalah kali kedua saya mengunjungi Masjid Itaewon, masjid dimana beragam warna kulit ada di sini. Setelah lelah berfoto-foto, bahkan mengajak orang korea (muslim) untuk berfoto bersama, akhirnya kami duduk di emperan masjid sambil membuka bekal makanan dari rumah. Cuaca saat itu mendung agak gerimis dan tidak ketinggalan rasa dingin yang maknyus. Sedang asik2nya makan dengan menu lontong, telor dadar, dan bakwan, datanglah seorang ibu berjilbab keluar dari sebuah ruangan. Begitu melihat kami sedang menikmati makanan yang kami bawa, ibu tersebut menawarkan untuk masuk ke ruangan tersebut sambil menawarkan makanan tradisional korea, sup toppoki (ga tau nulisnya gimana, tapi yang kedengeran di kuping sih begitu).
Lontong yang sedang di tangan pun terpaksa dimasukkan kembali ke dalam plastik. Padahal ini udah ronde ke 2 makan lontongnya. Masih ada setengah, ntar aja dilanjutnya. Akhirnya kami pun masuk ke ruangan tersebut. Subhanallah.....!!!! Disana tampak, akhwat-akhwat korea lengkap dengan jilbabnya...ckckckck...masya Allah...(sambil geleng-geleng...maklum ini pemandangan pertama melihat perempuan korea menggunakan jilbab...). Jadi teringat dengan perkataan seorang teman di Bandung kala itu, "emang di Korea ada akhwat?" dengan nada yang ga yakin. Dalam hati saya berkata : "saya berhasil menemukan dimana saya bisa menemukan akhwat asal korea. Sebagai bukti nanti saya foto isi ruangan ini". Ternyata, ruangan tersebut adalah kantor Komunitas Islam Korea. Dan tampak juga ada seorang bapak2 tua duduk di kursi. Wajahnya ga henti2 memandangi kami yang baru masuk ruangan tersebut. Sayapun membalasnya dengan senyuman. Selain ada bapak2 itu, ada pula seorang pemuda korea, dan seorang bapak juga, hehehe... Kamipun dipersilahkan duduk di ruang tersebut. Seorang dari mereka pun bertanya kepada kami. Awalnya bertanya dengan bahasa inggris tapi kemudian bertanya menggunakan bahasa indonesia karena ternyata dia orang Indonesia. hmmm...kenapa bisa terjadi ya?...mungkin karena wajah saya yang kurang bisa meyakinkan kalo saya adalah orang Indonesia...hahaha...Disini saya disangka orang Srilangka, kadang disangka orang Pakistan, dll..tapi yang jelas saya orang Indonesia.
Tidak lama kemudian, datanglah seorang perempuan berjilbab membawa baki dengan 5-6 mangkok bersisi sup toppoki di atasnya. Tidak ketinggalan ada 1 piring berisi Kimchi. Kami pun menyantapnya. Menurut saya rasanya aneh. Masih enakan bakwan yang tadi dimakan rupanya...hahahaha...tapi ya sudahlah dimakan aja. Sambil makan, saya mencoba memperhatikan seorang pemuda yang sejak tadi duduk bersama kami dan seorang akhwat berbaju merah berjilbab hitam yang berkali-kali mondar-mandir sambil sesekali ngobrol dengan sang pemuda. Subhanallah..!! mirip slogan iklan Ponds "wajahmu mengalihkan duniaku"...hehehe... Astaghfirullah... :) tobaaaatt....!!!
Karena ada sedikit curiga bercampur rasa ingin tau tentang si pemuda ini, saya pun mendekatinya dan mengajaknya ngobrol. Saya agak curiga ini pemuda muslim atau bukan. Karena di luar masjid ada beberapa orang korea yang cuma mau berfoto-foto aja di depan Masjid. Entah apa yang ada di pikiran mereka, tempat rekreasi kah? Kalau dia muslim kan lumayan, bisa dapet kenalan. Mungkin juga bisa dapet akses ke si baju merah itu (mengkhayal tingkat tinggi...hwehehehe....). Abis wajahnya kurang meyakinkan kalo dia muslim. "Oqelah Qalo Begithu", saatnya beraksi. Namanya Jiman rupanya.

H : Hi...
J : Hi...
H : Hadi.. (sambil mengajak jabat tangan)
J : Jiman...
H : where are you come from?
J : Of course. I am from Korea. This is my country..hahaha...
H : I mean, which area that you live?
J : Do you know Dongdaemun?
H : Yes, I do
J : My home is near from Dongdaemun.
H : ooo....I see....I am Indonesian. Here, I live in Yongin, Gyeonggi-do..2 hours from here..I am study there at Hankuk University of Foreign Studies.
J : aaaa...I see....Hankuk wi de (HUFS dalam bahasa Korea)...Do you always come here at friday?
H : No, I am not. Because it took long time. This is my second time come to this mosque. Actually I come to SNU 3-4 days and there are muslims more than 30 people and we made a little community there and we pray Jumah together in a class there.
J : How about Saturday?
H : No, I am not.
J : Actually I will come here at Saturday to learn about islam. Because today I have declared syahadat.
H : really?
J : yes.
H : wow...Subhanallah...Allahu Akbar....Congratulation my brother..You know, I really want to see Korean Muslim, and today I meet you. I am proud of you..
J : Thank you...
H : could you tell me why you becoming muslim?
J : Actually, I will marry her (sambil nunjuk akhwat berbaju merah tadi...WHAAATT??? Oh no....haduh, pupus sudah harapan...hwahahaha..). Next year we will have engagement. (semakin tidak konsen....) :D
H : and how about your family?
J : My family support me. At the beginning, I tried to explain Islam to my family. Because we don't get an information about islam. And she also help me to explain about islam to my family. I said to my mom that islam prohibit drinking alcohol, and no smoke. And still there is one god. Then my family support me. And today I declared Syahadat.
H : Masya Allah brother...I am really proud of you...
J : May be this is the guidline from Allah for me to be a Muslim....
H : hey, If you want to share about islam, let me help you to learn about it. Definitely I'd be glad if you ask me about islam.
J : thank you very much...ah, let me introduce you my girlfriend here...
(sambil memperkenalkanku kepada si akhwat..huhuhuhu...). J : she is my girlfrined, this is Hadi from Indonesia
H : Assalamualaikum (dengan nada mantap mirip orang arab dan senyum)
A : Waalaikum salam
J : She is a student of SNU too. Maybe you can meet her in SNU, and she will help you if have any problem.
A : Are you a student of SNU?
H : No, I am not. I am a student of HUFS, but I do an experiment there.
A : I am a medical student
H : aaa....(sambil mikir, emang ada ya di SNU?)...I see...
A : but I think you are in main campus..
H : aaa...yes...you right. I am at main campus.

Akhirnya kami pun mengabadiakn kisah pertemuan kita dengan sebuah foto dan ternyata tanpa saya sadari teman saya merekamnya. Jadi ada video dan fotonya. Hanya saja audio dari video tsb tidak jelas.
Tak lama setelah foto-foto, adzan ashar berkumandang. sebelum nantinya berpisah, saya meminta no kontak dsb dari Jiman. Dia memberikan kartu namanya. Ternyata dia adalah seorang pelatih vokal profesional dan dia punya studio sendiri sepertinya.
Seusai sholat ashar, kami pun berpisah. Subhanallah... Dia langsung belajar sholat walaupun hanya mengikuti gerakannya saja.
Jadi teringat sebuah kisah dibalik sebuah hadits, hadits pertama dalam hadits arbain. Tersebutlah seorang pemuda yang berhijrah dari Makkah ke Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon bernama "Ummu Qais" dan bukan untuk mendapatkan keutamaan hijrah. Pemuda itu kemudian dikenal dengan sebutan "Muhajir Ummu Qais" (Orang yang berhijrah untuk Ummu Qais). Sudah luruskah niat saya disini? untuk kuliah atau untuk yang lainnya? (heuheu...apa tuch???) :) hmmm...mari kita luruskan niat...!!!
Inilah sepotong episode kehidupan... Subhanallah....
Malam ini pun, salju turun menemai saya mengetik note ini.
Special thanks to :
Mas Anto dan kakaknya atas kamera, rumah, dan makanan...heuheu...
Jiman-ssi, Welcome to Islam brother...
-Dikutip dari catatan seorang teman-
Semoga semua cita2 dan harapanmu terkabul bro...

Ya Robb...


Bait Al-Muslim Where A True Muslim Family Created
"Aku tidak mencari seseorang lelaki untuk dijadikan kekasih,tetapi mencari seorang teman pendamping hidupku hingga ke akhir hayatku"

Seseorang yang boleh mengingatkanku kiranya aku terlupa,
dan yang paling penting "rijal" yang amat aku percayai untuk mendidik diri ini dan anak-anakku kelak..ameen..insyaAllah "

"A great marriage is not when the perfect couple come together.It is when the imperfect couples learns to enjoy their differences"

dari seorang akhi..

Buat Saudariku
yang dirahmati oleh Allah


Assalamu ‘alaikum warahmatullah wabarakatuh
Ukhti yang baik,
Kecantikan adalah anugerah. Senyum manis adalah berkah. Sungguh karunia dari Allah bahwa wanita diciptakan memiliki kecantikan yang sangat mempesona. Dan kecantikan itulah yang akan menjadi jalannya menuju surga, jika ia mampu membarenginya dengan akhlaq yang mulia.

Rasulullah menjelaskan bahwa di antara fitrah lelaki adalah menyukai kecantikan wanita. Bahkan ‘Aisyah yang merupakan salah seorang shahabiyah paling pandai di masa itu, terkenal pula karena kecantikannya. Rasulullah menjulukinya Humaira`: Gadis yang pipinya merona merah.

Dan karena kecantikannya itu, wanita dapat mengumpulkan pahala yang sebesar-besarnya dari Allah. Caranya? Bersyukurlah atas nikmat yang Allah berikan itu dan pandailah menjaga diri. Rasulullah mengajarkan cara bersyukur itu dengan membiasakan diri membaca do’a tatkala bercermin yang maknanya,

“Ya Allah… Sebagaimana Engkau telah mengelokkan parasku, elokkan pulalah akhlaqku…”
Ukhti yang dijaga oleh Allah…
Tak ada yang salah dengan kecantikan, karena, seperti kata pepatah, kecantikan bukanlah suatu dosa. Tapi sungguh itu tak berarti bahwa setiap wajah yang cantik berhak dijadikan barang tontonan. Kami kaum pria sangat bersedih karena sekarang ini banyak di antara kawan-kawan Ukhti yang gemar memajang wajah cantik mereka di profil Facebook. Juga di blog-blog yang katanya pribadi, tapi nyatanya dapat diakses oleh siapapun.

Ini adalah satu hal yang sangat marak belakangan ini. Satu hal yang dianggap lumrah, sehingga para gadis berjilbab itu memasang pose-pose mereka di foto-foto yang kian hari kian bertambah jumlahnya. Seakan nama saja sudah tidak cukup.

Mohon Ukhti tanyakan pada mereka, apa sesungguhnya tujuan mereka memajang foto tersebut di tempat-tempat publik? Yakni foto dengan gaya yang menggoda serta senyum yang memikat!

Jika tujuan berjilbab itu adalah agar menutupi aurat dan terhindar dari pandangan-pandangan jahat, apakah itu pula yang menjadi tujuan mereka saat bergaya di depan kamera dan memamerkannya pada setiap orang?

Jika berjilbab itu tujuannya adalah mencari ridho Allah, apakah tujuan memperlihatkan foto-foto itupun adalah ridho Allah? Apakah betul Allah akan ridho pada wanita yang melakukan hal itu?

Ukhti yang baik,
Kami kaum pria sangat bersedih menghadapi fenomena ini. Mengapa? Karena mungkin saja di antara gadis-gadis yang fotonya tersebar di seantero jagad ini adalah istri atau calon istri kami. Apakah mereka tidak tahu bahwa foto mereka tersimpan dalam komputer puluhan, ratusan atau bahkan mungkin jutaan pria lain yang tidak berhak? Yang mungkin saja dijadikan sarana oleh para pendosa sebagai ajang bermaksiat? Apakah mereka mengijinkan pria-pria selain suami mereka itu menyimpan foto-foto tersebut?

Ukhti,
Kami kaum pria sangat bersedih mendapati semua ini. Mengapa? Karena mungkin saja di antara foto yang tersebar luas itu adalah ibu atau calon ibu kami, yang seharusnya menunjukkan caranya menjaga diri, bukan dengan menunjukkan hal-hal yang seharusnya disembunyikan…

Kami kaum pria sangat bersedih menyaksikan semua ini. Mengapa? Karena mungkin saja di antara foto yang tersebar luas itu adalah guru atau calon guru kami, yang seharusnya mendidik dan mengajarkan Al Qur’an serta akhlaqul karimah kepada kami.

Apakah semua ini akan dibiarkan begitu saja tanpa ada penyelesaian? Tanpa ada seorangpun yang berani menegur serta mengingatkannya, memberitahukan bahwa itu adalah sebuah kesalahan? Atau harus menunggu tangan-tangan jahat memanfaatkannya untuk merusak harga diri dan menyebarkan aib yang seharusnya ditutup rapat-rapat?

Ukhti yang baik…
Jazakillah khairan… Terima kasih banyak karena Ukhti tetap pandai menjaga diri dari sekecil apapun celah-celah kealpaan. Tapi tolong sampaikan pula pada kawan-kawan Ukhti, agar merekapun mengikuti jejak ukhti dengan menghapus foto-foto mereka dari Facebook dan blog-blog mereka. Sampaikanlah pada mereka agar menahan diri dari keinginan menunjukkan eksistensi diri di hadapan pria yang tidak berhak.

Jika mereka ingin menunjukkan kepada orang-orang bahwa mereka cantik, cukuplah tunjukkan pada suami mereka saja. Atau orang tua dan anak-anak mereka saja. Karena Allah Maha Tahu segala sesuatu. Jika mereka membutuhkan sanjungan atas kecantikan yang telah dianugerahkan Allah pada mereka, biarlah Allah saja yang menyanjungnya, dengan balasan berlipat-lipat ganda di hari akhirat kelak.

Dan jika mereka ingin kecantikan mereka dikagumi, biarkanlah suami mereka saja yang mengagumi, lalu memberikannya sejuta hadiah cinta yang tidak akan pernah ada bandingnya…

Sementara kami, kaum pria yang tidak atau belum berhak atas itu semua, biarlah asyik masyuk tenggelam dalam do’a, agar dianugerahi istri yang cantik dan shalehah, ibu yang baik dan bersahaja, guru yang taat dan menjaga martabatnya…

Agar Allah mengumpulkan kita kelak di surgaNya. Meraih ridho dan ampunanNya serta dihindarkan dari adzab neraka…

Atas perhatian dari Ukhti, saya ucapkan jazakillah khairal jaza…
Wassalamu ‘alaikum warahmatullah wabarakatuh

Sumber: pencerahanhati