Rabu, 26 Mei 2010

Kangen Banget neeeh....


Rabu, tgl 26 Mei 2010

Bismillah…

Duh…lagi kangen banget neeeh…,

Liat kepolosannya, perjuangannya, kasih sayangnya dan kesederhanaanya dalam mensyukuri hidup…

m…m….m…, jangan su’uzhon dulu ye…, (tenaaaaang-tenaaaang, ga’ mikirin siapa-siapa ko’, hehehe ^_^) indah lagi kangen banget dengan film yang 1 ini. Yang jelaz film ini ga bosenin untuk ditonton dan meskipun udah tau banget alur ceritanya, tetep aja ikutan nangis di adegan-adegan menyentuh hati. Subhanalloh…Film syarat dengan makna.

Pernah nonton film “Children of Heaven”??

Mungkin sebagian dari temen-temen ada yang sudah menontonnya, gimana reaksi teman-teman mengenai film ini?? Keren khan?, terharu?, or pengen ketemu dengan pemainnya (mo’ nyubit & mo’ nyi--- habisnya ngegemesin sih...)? Terutama ali dan zahra...(heheehe, itu sih perasaan ind)

Mungkin ind akan menceritakan kembali film ini untuk temen-temen yang belum sempat nonton or bagi yang sudah nonton bisa mengenang kembali film ini. Koreksi yah...klo ada yang salah...

Diceritakan,

Ada keluarga yang sederhana mereka tinggal di negeri Iran. Mereka terdiri dari sepasang suami istri dan 3 orang anak (anak pertama 1 bernama Ali, anak ke 2 bernama Zahra sedangkan anak ketiga indah ga’ tau namanya. Dan kaya’nya tuh...film tidak menjelaskan karena si anak masih bayi). Nah...Ali dan Zahrah lah peran utama dari film ini.

Ayah mereka bekerja sebagai penyedia air minum di salah satu mesjid dekat rumah mereka. Ibunya di rumah mengurusi anaknya yang masih bayi. Keseharian Ali dan zahrah adalah sekolah dan membantu orang tua mereka. Zahra yang kira-kira berusia 5 or 6 tahunan sudah bekerja mencuci pakaian untuk meringankan pekerjaan dari ibunya. Sedangkan Ali membantu Ayahnya menyiapkan keperluan-keperluan kegiatan yang ada di mesjid. Ayah mereka selalu mengajarkan kepada ali & zahra untuk tidak “mengeluh” dalam menghadapi or menjalani hidup. Yang semua ini akan menguji mereka pada satu titik permasalahan yang hanya di ketahui oleh mereka berdua.

Awalnya mereka hanya menjalankan rutinitas mereka sehari-hari, sampai suatu ketika mereka diamanahkan untuk membeli sayuran (kalo ga’ salah kentang). Saat itu mereka membawa sepatu zahrah yang sudah sedikit rusak (kalo menurut indah udah rusak banget tuh sepatu) di kantong plastik hitam. Mereka tidak tau ada seorang bapak yang membawa gerobak sampah melewati mereka dan mengambil kantong plastik yang disangka plastik sampah ternyata sepatu zahrah.

Indah lupa adegan or sedang membahas apa "pas" Ali & Zahrah tersadar bahwa kantong plastiknya hilang. Ali berusaha mencari-cari kemana kantong itu , ternyata tidak mendapatkan hasil. Tangis dan kekesalan Zahra pada Ali, tak mampu mengembalikan sepatunya yang hilang. Meminta sepatu baru, mustahil dilakukan. Ali tak ingin membebani pikiran ayah dan ibunya dengan kesulitan baru. Maka, hilangnya sepatu Zahra sengaja ditutup-tutupi dan menjadi rahasia mereka berdua. Begitu pun saat harus bergantian sepatu, keduanya tetap bungkam.


Disinilah adegan yang luar biasa, kekompakan mereka, kecepatan mereka sangat di pertaruhkan dalam mengejar waktu untuk pergi kesekolah. Beruntung, karena mereka berlainan waktu masuk sekolahnya (bisa dibayangkan jika mereka sekolah di satu waktu yang sama, mungkin ada yang mengalah dari mereka). Mereka bergantian memakai satu pasang sepatu milik Ali. Ketika sepatunya kehujanan, dengan berlinang air mata, Zahra tetap memakainya. Ali pun jadi kerap kesiangan. Berlari-lari.....terus berlari-lari...., nafas mereka tersengal-sengal, sampai-sampai bunyi derap langkah kaki mereka berlari sangat cepat disusul helaan nafas yang bergantian satu persatu, Lelaaah... (Fhuiiiiiiih....ga kebayang cape’nya mereka berdua, jadi inget dulu waktu SD dan SMP, indah juga seneng banget kalo ada perlombaan lari, hehe...jadi curhat) Lanjot, Satu dua kali Ali bisa menerobos masuk kesekolah. Lama kelamaan ketahuan juga oleh gurunya. Gurunya merasa heran, mengapa akhir-akhir ini Ali kerap kali terlambat masuk sekolah dan tiba dalam keadaan yang sangat lelah, tergesa-gesa dan bercucuran keringat.

Saat diancam oleh sang guru tidak boleh masuk kelas sebelum bisa menjelaskan kenapa selalu kesiangan, Ali tetap bungkam & menahan tangis. Lebih baik makan tanah daripada harus berkeluh kesah, begitu ia selalu dididik ayahnya.



Bagamaina dengan Zahra?? (anak yang sangat manis dan menggemaskan ini)



Zahrah memakai duluan sepatu Ali, karena dia masuk sekolah pada pagi hari. Kalo diliat ketika Zahra memakai sepatu Ali sangat terlihat kebesaran, karena jelaz kaki Ali jauh lebih besar(ya...iyalah...).Ketika Ali bisa sabar, tidak demikian dengan Zahra. Anak sangat manis ini selalu merengek minta sepatunya yang hilang dikembalikan. Zahrah selama sekolah merasa sangat sedih, karena teman-temannya memakai sepatu dengan ukuran yang pas untuk mereka (tidak kebesaran). Sampai suatu ketika Zahrah melihat kesalah satu temannya yang berlainan kelas memakai sepatu yang sangat tidak asing lagi untuk dia. Karena sepatu itu mirip sekali dengan punya Zahra yang hilang, cuma ada perbedaan sedikit yaitu sepatunya yang tadinya robek sudah tidak lagi karena telah dijahit secara sederhana. Zahrah selalu memperhatikan anak itu, dari mulai beristirahat sampai pulang dari sekolah. Pada akhirnya, Zahra pun bercerita dengan kakanya.

Mereka mencari tau & berniat mengambil kembali sepatu itu. Tapi apa yang mereka dapat, ternyata orang yang memakai sepatu itu memiliki keluarga yang lebih sederhana dibanding mereka. Jadi ternyata anak itu mendapatkan sepatu dari ayahnya yang bekerja mengambil barang-barang bekas. (tapi disini indah lupa,siapa diantara ibu or ayah dari anak itu yang buta). Ketika Ali dan Zahra melihat sendiri kehidupan perempuan yang sangat sederhana itu, akhirnya mereka mengurungkan niatnya untuk mengambil kembali sepatu milik Zahra. Subhanalloh.....Ruaaarrr biasa!!!, Kelapangan hati mereka..rasa emphati mereka.

Inilah yang membuat Ali sedih sekaligus bingung. Hingga suatu ketika ada suatu perlombaan antar sekolah tingkat dasar yaitu perlombaan Lari Jarak jauh. Harapan muncul karena ada hadiah untuk Juara ketiga yaitu Sepatu Baru ! masyaAlloh...Senang nian perasaan Ali saat itu, angan Ali melambung. Dengan hadiah itu, ia bisa menebus rasa bersalahnya dan tak perlu bingung bagaimana mengganti sepatu Zahra.

Ketika menjelang masuk finish, Ali berada di urutan paling depan. Demi meraih hadiah ketiga, justru anak kurus ini memperlambat larinya. Barulah setelah terjatuh dan disusul anak lain, sekuat tenaga ia berlari dan berhasil meraih juara pertama. Gembirakah Ali ? Tidak. Ia malah menangis dan menyesal karena gagal mempersembahkan sepatu baru buat Zahra.
Kisah yang sangat menyentuh, penuh teladan dan pelajaran tentang Ali dan Zahra. Di tengah kemiskinan yang mendera, kasih sayang begitu mengkristal. Di tengah keterbatasan dana, prestasi tetap digenggam. Diantara kepapaan : keduanya punya semangat menyayangi sesama, sesuatu yang mulai langka ada di tengah kita.

Jam : 13.10 wib

Bentar, indah makan siang dulu yah...Alhamdulillah..makanan sudah datang. Dan indah lagi ga’ sholat, lagi di sayang Alloh...hehehe, ngertikan?? Nulis ini di sela-sela waktu luang, karena tugas utama adalah menangani pasien yang datang, tadi pagi hingga kini sudah 5 orang yang datang.

InsyaAlloh cerita ini masih ada lanjutannya

Khan masih belum selesai...ada cerita tentang Ayah dari Ali dan Zahrah...

Penasaran???, Ikuti terus, cerita-cerita dari Blog yang sangat sederhana ini. Yang Hanya berniat untuk “Menggapai kemuliaan di Sisi Alloh Ta’ala”


NB: indah dapatkan gambar-gambar ini, dari search di "mbah"google. oh iya 1 lagi, afwaaaaan (maaf banget) cara penulisan & tanda baca dari tulisan ini jauh dari EYD yang benar. Maklum AMATIRAN ^_^


2 komentar:

  1. Assalamualaikum,

    Film yang sangat menarik, monggo dilanjutkan lagi ceritanya,,, maklum sudah bertahun-tahun yg lalu nontonnya, jadi dah banyak lupanya.... :-D

    BalasHapus
  2. Wa'alaikumsalam Wr.Wb

    Yup, memang menarik. Iya insyaAlloh mo dilanjutkan lagi ceritanya. Tapi lagi males nih...Hehehe... Mudah2han indah juga ga' lupa endingnya. ^_^

    BalasHapus